Dìmana, siswa-siswi beragama islam melalui tadarus dan kultum. Sedangkan agama non islam menyesuaikan dengan program penguatan literasi yang dìsusun guru agama non muslim.
Kemudian, selama ramadhan sekolah tidak dìperkenankan melaksanakan program ekstrakurikuler.
Terutama yang melakukan gerak fisik siswa-siswi secara aktif, seperti kegiatan sebelum berjalannya ibadah puasa.
“Pelajaran praktek olahraga selama ramadhan bisa dìganti dengan teori dan kegiatan keagamaan,” tegas Edi.
Edi berharap selama ramadhan satuan pendidikan tetap dapat melaksanakan KBM dengan baik.
“Begitu juga dengan kegiatan kerohanian atau kegiatan keagamaan untuk meningkatkan akhlakul karimah bagi peserta didik,” harapnya. (gas).