“Jadi, kalau hari ini lambat laun RON 88 sudah dìhapus itu dan Pertalite RON 90 dan bahkan dì Permen LHK. Pertamax itu bahkan dìhapus dìtingkatkan lagi Euro 4 yakni RON 95 atau 98,” kata Sugeng dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (12/9/2022).
Oleh sebab itu, Sugeng menyarankan bahwa BBM yang dìsubsidi sebaiknya yang mempunyai jenis oktan dengan kualitas tinggi. Bukan seperti yang ada saat ini.
Mengingat, semakin tinggi kualitas BBM, maka akan semakin bagus untuk lingkungan sekitar.
“Idealnya adalah RON tertinggi itu lah yang dìsubsidi, sehingga dapat BBM yang ramah lingkungan dan menjaga daya beli masyarakat. BBM kita berpengaruh langsung terhadap berbagai lingkungan kita,” ujar Sugeng.
Sebelumnya, Kementerian ESDM memastikan bahwa BBM beroktan rendah yakni di bawah Ron 90 akan dìhapus pada 1 Januari 2023 mendatang.
Dengan begitu, maka BBM dì bawah RON 90 dìantaranya yakni Premium RON 88 milik SPBU Pertamina, dan Revvo 89 milik SPBU Vivo tidak boleh lagi ada dì pasaran.
Namun, BBM jenis Pertalite RON 90 masih akan tetap ada dì pasaran. Mengingat BBM jenis ini telah memenuhi standar dan mutu (spesifikasi).
“Tidak dìhapus (Pertalite),” ujar Mirza seperti dìlansir dari CNBC Indonesia, Rabu (7/9/2022).
Mirza mengatakan produk yang dìjual SPBU Vivo yakni Revvo 89 sebenarnya memenuhi karakteristik dari Ron 88 itu sendiri.
Oleh sebab itu, produk tersebut bakal masuk dalam daftar BBM berikutnya yang akan dìhapus setelah Premium.