Gegara kurang Uang Rp 700 ribu, Wanita Asal Baturaja Batal Nikah Dengan Pria Palembang, ini Sejumlah Faktanya

oleh

IDSUMSEL.COM – Kasus Anjas, pria asal Palembang yang batal menikah H-1 acara hingga kini terus menjadi perhatian.

Sejumlah faktapun terungkap dalam kasus ini. Seperti anggota polisi dari Polsek Pengandonan mendatangi lokasi untuk menghindari hal-hal yang tak dìinginkan.

Seperti dìketahui, sosok wanita yang batal nikah dengan pria bernama Anjas asal Palembang, Sumatera Selatan dìkabarkan menghilang.

Wanita inisial DN itu menghilang dari rumahnya dì Desa Belambangan, Kecamatan Pengandonan, Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan.

Sebelumnya dìketahui jika pria bernama Anjas membuat heboh publik usai mengalami batal nikah H-1 acara.

Hal ini lantaran kurangnya uang RP 700 sebagai syarat nikah yang dìminta oleh calon mempelai wanita.

Hingga akhirnya kini sosok wanita tersebut dìketahui justru kabur dari rumah usai batal nikah dengan Anjas pria asal Palembang.

Ia lantaran dìduga sang wanita menghindari kembalikan uang pernikahan yang telah ia gunakan.

Kondisi rumah dari calon istri Anjas yakni DN yang berada dì Desa Belambangan Kecamatan Pengandonan, Kabupaten OKU Sumatera Selatan tampak kosong usai acara pernikahan batal.

Namun menurut informasi yang beredar, rumah dari calon mempelai wanita itu sempat ramai setelah batal menikah dengan Anjas.

Pasalnya saat itu DN menggelar acara akikah untuk keponakannya. Hal tersebut dìsampaikan oleh Sekretaris Desa Belambangan Renzi.

Pada kesempatan itu Renzi mengatakan jika pernikahan itu seharusnya dìgelar pada 18 Desember 2022, namun batal.

Hingga akhirnya acara resepsi Anjas yang batal dìgantikan dengan acara akikah keponakan calon mempelai wanita.

“Jadi tanggal 17 itu acara pernikahan sudah dìbatalkan dan dìganti dengan acara akikah keponakan dari calon mempelai wanita,” jelas Renzi.

Selain itu, Renzi menyebut jika sehari setelah acara akikah tanggal 18 Desember itu, keluarga calon mempelai wanita pergi mengungsi ke tempat lain.

Keluarga dari DN dìketahui menghilang dan meninggalkan rumah mereka kosong, usai kisah Anjas yang gagal menikah gegara kurang uang Rp 700 ribu.

“Kami tidak tahu kemana mereka pergi karena tidak melapor mungkin malu setelah acara pernikahan batal,” jelas Renzi.

Akan tetapi saat dìtelusuri, sejumlah warga sekitar mengaku tak mengetahui persis kemana keluarga itu mengungsi.

Bahkan sebagian besar tetangga yang dìhubungi terkesan tutup mulut.

Melansir dari laman tribunsumsel.com, menghindari hal-hal yang tak dìinginkan, Polsek Pengandonan mendatangi Desa Belambangan. Namun sayang tidak ada penghuni rumah calon mempelai wanita yang bisa dìtemui.

Sementara itu pihak wanita dìduga kabur setelah dìsebut tak bisa mengembalikan uang Rp 35 juta, yang telah dìserahkan saat lamaran dì bulan November lalu.

Bahkan ada dugaan jika uang tersebut dìbelikan sebuah motor. Terkuak, Wanita Batal Dìnikahi Anjas Gegara Kurang Rp 700 Ribu Sudah 4 Kali Gagal Nikah (Kolase)

Pihak mempelai wanita hanya bisa mengembalikan emas 2 suku dan uang Rp 5 juta. Pernikahan akhirnya batal padahal semua sudah lengkap.

Bahkan saat dìinformasikan ke KUA, keduanya telah mendaftarkan untuk menikah pada tanggal yang telah dìsepakati. Namun setelah mendekati hari H mendapatkan informasi bahwa pernikahan batal.

Selain itu berdasarkan informasi yang dìdapat dìlapangan, wanita yang batal menikah ini sudah ke empat kalinya gagal menikah.

Curhat Ibu Anjas

Curahan hati Eli, ibu Anjas pria asal Palembang yang batal menikah karena uang Rp700 ribu.

Eli sama sekali tak menyangka jika perkara Rp700 ribu itu membuat anaknya batal menikah dengan pujaan hatinya.

Yang berasal dari Desa Belambangan, Kecamatan Pengandonan, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan.

Terlebih keputusan sang anak membatalkan pernikahan H-1 sebelum acara.

Menurut pengakuan Eli, ibunda Anjas, pihak keluarganya tak mendapat perlakuan baik dari keluarga mantan calon menantunya itu, saat berkunjung ke rumahnya.

Ibunda Anjas mengaku syok anak bujangnya ini gagal nikah H-1 pernikahan dìgelar hanya karena finansial.

“Waktu itu yang datang ke rumahnya langsung cuma beberapa orang termasuk kami bertiga ada saya, Anjas, sama Ayahnya. Sedangkan untuk kakak dan adiknya ada dì penginapan,” ujar Eli.

Saat itu, Anajs dìminta ibu dan wanita calon menantunya untuk berbincang dì kamar pengantin.

Namun, bukannya mendapat keputusan yang baik untuk pernikahan keduanya. Pihak wanita justru mempertanyakan kekurangan uang untuk keperluan pernikahan.

Kekurangan uang tersebut senilai Rp 7,7 juta. Pihak Anjas pun menyanggupi permintaan tersebut dengan mencicilnya.
Lantas mempelai wanita itu menyahut kenapa hanya Rp 6 juta, sisanya dìmana?

Eli menjawab bahwa uang 1 jutanya sudah dìbelikan baju untuk mempelai wanita sesuai dengan kemauan dari wanita tersebut.

Akhirnya setelah mengetahui uang 1 juta tersebut dìbelikan baju untuknya, lantas dìrinya mengiyakan.

“Saya sempat bertanya untuk apa uang Rp 7,7 juta itu dan kata wanita itu untuk kotak hantaran barang-barang dan juga sembako,” tutur Eli sambil mengingat kejadian tersebut.

Namun dìkatakannya, bahwa uang tersebut tidak masuk dalam hitungan pada saat hantaran tidak ada dìsebutkan adanya uang sembako.

Sementara, sisa uang kurang Rp 700 ribu itu rencananya akan dìbayar menyusul, lantaran pihak keluarga Anjas sudah tidak punya pegangan lagi.

Alih-alih memaklumi, calon mempelai wanita tersbut malah marah-marah dan menunjuk ibunda Anjas.

No More Posts Available.

No more pages to load.