OKU TIMUR, IDSUMSEL.COM – Kasus tèwà4snya korban Rifki Rifaldi (13) pelajar SMPN 2 Belitang sepekan terakhir mendapat banyak sorotan.
Pasalnya, kasus ini melibatkan korban dan pelaku yang masih sama-sama dìbawah umur. Bahkan, pelaku juga dìketahui sudah putus sekolah sejak duduk dìbangku Sekolah Dasar (SD).
Publik menilai tindakan yang dìlakukan oleh pelaku terbilang sangat kèjàm. Pasalnya, sebelum membuang tubuh korban, pelaku sempat mengikat tangan dan kaki korban menggunakan pepepah pisang kering
Setelah itu, pelaku mengangkat dan membung korban kedalam sungai dengan posisi tengkurap. Hingga akhirnya korban tèwas dan dìtemukan warga selang beberapa hari setelah kejadian.
Dosen Psikologi Universitas Katolik Musi Charitas Palembang, Diana Putri Arini, M.A., M.Psi memberikan tanggapan terkait aksi pembùnùhañ sesama rekan yang masih dìbawah umur ini.
Menurut Diana, bahwa kasus ini sebenarnya bukan murni kasus pembunuhan. Sebab, jika dìpahami motif dari pelaku itu, memang ada agresi.
Agresinya yaitu ingin menguasai barang milik korban, tapi dengan tindakan kekerasan.
“Jika kita lihat, dìa (pelaku) tidak mempunyai niatan untuk membunuh. Karena kronologinya pelaku sempat mengucapkan permintaan maaf,” ungkap Diana saat dìhubungi wartawan, Senin 08 April 2024.
Lalu kata Dìana, korban juga sempat minta maaf dan semacamnya. “Jadi ini sejenis perilaku agresi kejahatan atau kejahatan agresi yang sebenarnya lari ke perampokan atau pencurian,” jelasnya.
Kemudian lanjut Dìana, ada tindakan yang melakukan tipu daya untuk membuat lalai korban.
Ketika membuat lalai dari korban, ini dìlakukan agresi. Sehingga menyebabkan terjadinya kemàtian.
“Jadi kalau kita mengatakan ini pembunuhan rasanya kurang tepat. Karena unsur pembunuhan itu harus ada niat dan ada modus,” tegasnya.