“Selain itu, dokter untuk autopsinya juga belum ada dì RSUD OKU Timur,” papar AKP Aston.
Saat dìtanya apakah jasad mayàt tersebut merupakan korban kejahatan atau dìduga korban pembunuhan.
Kapolsek mengatakan pihaknya masih melakukan pendalaman penyelidikan. “Saat ini masih kita dalami mas, blm berani menyimpulkan,” tegas Kapolsek.
Kapolsek menceritakan, penemuan mayat tersebut pertama kali dìlihat oleh Maulana pedagang sayur keliling pada Jumat 29 Maret 2024 sekitar pukul 07.00 WIB.
Maulana melihat dari jembatan aliran anak sungai Komering Desa Tanjung Mas, ada sesuatu yang mengambang dì pinggiran sungai.
Kemudian, Maulana berusaha mendekati objek. Setelah dìlihat ternyata itu sekujur mayat yang telah mengeluarkan bau menyengat dan telah dìkerumuni belatung.
Selanjutnya Maulana melaporkan hal itu kepada kades. Kemudian, Kades langsung menghubungi Kapolsek Cempaka dan melaporkan peristiwa penemuan mayat tersebut.
“Setelah mendapat informasi itu, kita dan anggota langsung mendatangi TKP,” ungkap Kapolsek.
Saat dìevakuasi, mayat berjenis kelamin laki-laki itu belum dìketahui identitasnya. Namun korban menggunakan baju kaos warna hitam lengan pendek dan celana panjang warna hitam.
Mirisnya lagi, tangan korban terikat kebelakang dan kaki juga dìikat menggunakan pelepah daun pisang kering.
“Posisi mayat tengkurap mengambang dì pinggiran aliran sungai, dengan ciri-ciri kulit sawo matang, rambut pendek, tinggi nadan sekira 150 cm dan berat badan sekira 50 kg,” jelasnya.
Kedua Orang Tua Rifki Minta Pelaku Dihukum Seberat-beratnya
Edi Susanto ayah Rifki tampak sangat terpukul dan kehilangan sosok putra kesayangannya itu.
Mengingat, sosok Rifki dìketahui sangat rajin membantu sang ibu berjualan. Bahkan sering menginap jika sedang menemani sang ibu berjualan sehari-hari.
Ibunya Rifki kata Edi, berjualan tas-tas kecil, kacamata hingga minuman kopi. Bahkan, pada Senin 25 Maret 2024 itu, sepulang sekolah Rifki masih membantu sang ibu berjualan.
“Keseharian Rifki sering membantu ibunya berjualan dì sebuah toko perbatasan Desa Bedilan dan Gumawang,” ungkapnya.
Hera Yunita ibunda almarhum Rifki menceritakan kegiatan yang dìlakukan anaknya sebelum menghilang.
Setelah berbuka puasa pada Senin 25 Maret, Rifki pamit untuk mengantarkan takjil milik sang kakek, sekaligus pulang kerumah untuk berganti pakaian.
Sebab, Rifki masih mengenakan pakaian sekolah. Dengan mengendarai sepeda motor Honda Bear Stret warna silver, ia mengantarkan takjil kerumah kakeknya.
Sehabis mengantarkan takjil kakek, Rifki pulang kerumah dan berganti pakaian. Setelah itu sambung sang ibu, Rifki kembali keluar rumah dan tak pulang hingga pukul 23.00 WIB.
“Karena tak pulang hingga larut malam, ibu dan ayahnya sangat cemas. Sehingga mereka turut mencari Rifki hingga subuh, tapi tak ketemu,” ujarnya bercerita.
Keesokan harinya kedua orang tua Rifki juga terus melakukan pencairan. Karena rasa cemasnya terus bertambah, akhirnya kedua orang tua melaporkan kehilanganan anaknya ke Mapolsek Belitang.
Kemudian, pada Jumat 29 Maret 2024, ada warga yang memberitahu pihak keluarga Rifki bahwa ada penemuan sesosok màyàt.
Dengan rasa cemas dan tidak percaya bahwa korban itu merupakan anaknya, kedua orang tua Rifki langsung mendatangi RSUD OKU Timur.
Sesampainya dì ruang kamar jenazah, betapa histerisnya ibu korban saat mengenali bahwa màyàt itu merupakan putranya.
Hal ini dìbuktikan dengan ikat pinggang yang dìpakai korban, serta terdapat kunci rumah dìkantong celana korban.
Tangisan sang ibu pecah, saat melihat kondisi anaknya terbujur kaku dan kondisi badan telah membengkak.
Namun sang ayah berhasil menenangkan ibunya Rifki sehingga kondisinya berhasil kembali normal.
Hera meminta kepada pihak kepolisian bisa mengungkap misteri penyeban meninggalnya putra kesayangannya.
Bahkan, ia berharap polisi bisa meringkus pelaku dan menghukum dengan seberat-beratnya. Atau hukuman nyawa dìbalas nyawa.
“Kami berharap pihak kepolisian bisa mengungkap kasus ini. Jika terbukti korban pembùnuhàn, saya minta pelaku dìhukum berat,” harapnya. (gas).