Agen-agen pupuk tersebar dì sejumlah titik strategis dan melayani petani dari beberapa desa sekitar.
Kuota pupuk kata Jodi, dìtentukan berdasarkan luas lahan garapan, sehingga penyaluran lebih tepat sasaran dan menghindari penyalahgunaan.
BACA JUGA: Pelaku Curas Sadis di Pasar Martapura Ditangkap, Dua Korban Luka
Jodi mencontohkan, petani dengan lahan seperempat hektare berhak atas dua paket pupuk subsidi.
Yakni, masing-masing terdiri dari satu karung NPK Phonska dan satu karung urea dengan total empat karung seberat 50 kilogram.
Begitu juga dengan harga tebus. Per paket hanya sekitar Rp260 ribu, jauh lebih murah dengan pupuk non-subsidi mencapai Rp450 ribu hingga Rp500 ribu.
“Dengan harga subsidi seperti ini, beban biaya tanam jadi jauh lebih ringan,” ungkap Jodi.
BACA JUGA: Tabrakan L300 Dengan Sigra, Dua Penumpang Alami Luka
Kemudahan mendapatkan pupuk ini menumbuhkan optimisme baru dì kalangan petani OKU Timur.
Mereka berharap keberlanjutan program ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung target swasembada pangan nasional 2025.
BACA JUGA: Kepergok Curi Buah Sawit, Tiga Pemuda Tertangkap Warga
“Kami lebih siap menghadapi musim tanam dan yakin bisa berkontribusi dalam program swasembada pangan nasional,” pungkasnya. (gas).