Keesokan paginya, masyarakat bersama perangkat desa langsung bergotong royong membersihkan puing-puing.
BACA JUGA: OKU Selatan Siaga Bencana, BPBD Catat Sembilan Kecamatan Rawan Longsor
Bahkan, masyarakat juga bahu membahu menebang pohon tumbang, hingga memperbaiki rumah warga yang rusak.
Bantuan Minim, Warga Butuh Uluran Tangan
Pihak kecamatan dan BPBD sempat meninjau lokasi. Namun warga menilai bantuan darurat belum dìberikan secara maksimal.
Yang datang hanya mengecek kondisi. Belum ada bantuan berarti, bahkan warga masih mengandalkan swadaya.
BACA JUGA: Kasus Pembunuhan di OKU, Pran Nekat Habisi Ritamah, Takut Aksi Terbongkar
“Padahal banyak rumah roboh dan kebutuhan mendesak seperti makanan serta alas tidur sangat diperlukan,” keluh Dedi.
Ia berharap pemerintah kabupaten maupun provinsi segera menyalurkan bantuan darurat berupa logistik, peralatan tidur, hingga material bangunan.
Bencana ini tidak hanya merusak fisik bangunan dan lahan pertanian, tetapi juga meninggalkan luka psikologis.
BACA JUGA: Pelaku Begal Tembak Petani di OKU Timur Ditangkap, Tiga Masih DPO
Selain itu, anak-anak dan lansia masih mengalami trauma dan sulit tidur ketika hujan turun.
Pihaknya berharap bantuan segera datang, karena sebagian besar warga tidak mampu memperbaiki rumah sendiri.
“Kalau hanya mengandalkan gotong royong jelas tidak cukup,” tutup Dedi. (gas).