“Karena tak pulang hingga larut malam, ibu dan ayahnya sangat cemas. Sehingga mereka turut mencari Rifki hingga subuh, tapi tak ketemu,” ujarnya bercerita.
Keesokan harinya kedua orang tua Rifki juga terus melakukan pencairan. Karena rasa cemasnya terus bertambah, akhirnya kedua orang tua melaporkan kehilanganan anaknya ke Mapolsek Belitang.
Kemudian, pada Jumat 29 Maret 2024, ada warga yang memberitahu pihak keluarga Rifki bahwa ada penemuan sesosok màyàt.
Dengan rasa cemas dan tidak percaya bahwa korban itu merupakan anaknya, kedua orang tua Rifki langsung mendatangi RSUD OKU Timur.
Sesampainya dì ruang kamar jenazah, betapa histerisnya ibu korban saat mengenali bahwa màyàt itu merupakan putranya.
Hal ini dìbuktikan dengan ikat pinggang yang dìpakai korban, serta terdapat kunci rumah dìkantong celana korban.
Tangisan sang ibu pecah, saat melihat kondisi anaknya terbujur kaku dan kondisi badan telah membengkak.
Namun sang ayah berhasil menenangkan ibunya Rifki sehingga kondisinya berhasil kembali normal.