3. Gropyokan atau Pemburuan Massal
Metode tradisional ini dilakukan secara gotong royong oleh para petani. Gropyokan terbukti efektif mengurangi populasi tikus, terutama jika dìlakukan secara serentak pada seluruh area pertanian.
4. Penggunaan Perangkap Tikus
Perangkap mekanis bisa digunakan untuk menangkap tikus secara langsung. Petani bisa memasang perangkap dì jalur tikus atau dì sekitar lubang sarangnya.
BACA JUGA: Hasil Operasi Ketupat Musi 2025 di OKU Timur, Kecelakaan Naik 25 Persen
5. Pemanfaatan Tanaman Pengusir Tikus
Beberapa tanaman seperti mint, serai, dan bawang putih dìketahui tidak disukai tikus. Menanam tanaman ini dì sekitar area persawahan dapat membantu mengusir tikus secara alami.
6. Rotasi Tanam dan Pola Tanam Serentak
Rotasi tanaman dapat memutus siklus hidup tikus. Selain itu, pola tanam serentak dì seluruh desa dapat membuat tikus kesulitan mencari makan dan berkembang biak.
BACA JUGA: Buang Sabu Saat Digeledah, Petani Asal Belitang II Ditangkap Satresnaskoba Polres OKU Timur
Dengan menggabungkan berbagai metode dì atas, petani dapat melindungi sawah dari serangan hama tikus secara efektif.
Selain meningkatkan hasil panen, cara ini juga menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia.
Hama tikus bisa dìkendalikan tanpa merusak lingkungan, serta hasil panen pun tetap terjaga dan petani bisa tersenyum kembali. (**).