Rintangan itu harus dìlalui para pelajar sebelum bisa menapakkan kaki ke sekolah, yang berjarak kurang lebih 2 kilometer dari rumahnya.
Dengan penuh kewaspadaan, mereka saling memperingatkan saat meniti jalan yang sudah seperti lumpur dan licin sebagian.
Kendati demikian sebagian warga dan anak-anak sekolah tetap memaksakan melewati jalan itu untuk beraktivitas.
“Ini askes satu-satunya menuju sekolah pak, ya gimana lagi karena itu kami minta dengan pak Bupati Enos agar bisa membangun jalan ini,” kata salah satu pelajar saat melintas, Selasa (7/9/2021).
Sementara, salah satu warga setempat Sarijo mengatakan, mayoritas warga Semendawai Timur berprofesi sebagai petani.
Sehingga pengangkut hasil bumi dan akses pendidikan sangat bergantung kepada kondisi jalan yang ada.