Tak hanya itu, masakan belungan dan jeroan entok mix per porsinya dì hargai Rp 23 ribu makan dì tempat dan Rp 18 ribu jika bungkus.
“Untuk menu pecak iwak mujair/nila per porsinya Rp 35 ribu makan di tempat dan Rp 30 ribu kalau dìbungkus,” ucapnya.
Sementara, untuk menu ayam kampung goreng (siram sambel entok) seporsinya dìhargai Rp 33 ribu makan dì tempat dan Rp 28 jika bungkus.
Kemudian, menu ayam kampung goreng dan bakar plus cabe ijo seporsinya dìbandrol seharga Rp 30 ribu makan di tempat dan 25 ribu untuk bungkus.
“Menu lainnya seperti ayam broiler, soto ayam kampung, pecel lele, sempol chiken, endog abang dan lainnya semua harga dibawah Rp 25 ribuan saja,” tambahnya.
“Setiap hari sekitar 300 porsi sampai 400 porsi selalu habis. Baik makan dìtempat maupun bungkus. Untuk hasilnya lumayan ya, tetap kita syukuri dan semoga berkah,” imbuhnya.
Sementara Lely salah satu pengunjung LKL mengaku puas usai menyantap sego entok pedes, meski harus antri lama mas, hampir satu jam, tapi tetep sabar.
“Meski antri lama, namun semua terbayarkan dengan rasa yang mantap dari daging entok dan menu lainnya,” ucapnya.
Wajar kalau banyak yang pesan sampai harus antri lama, karena memang rasanya tidak perlu di ragukan lagi.
“Cita rasa menu masakan di LKL mempunyai sensasi sendiri dan sangat berbeda dari tempat makan lainnya,” jelasnya.
Daging entok pedes yang memang best seller. Belum ada tempat lain, yang penasaran, silahkan mencoba makan dìsini.
Ia juga mengaku baru ini makan dì LKL, kebetulan pas mudik dari Bandung. Sebelumnya sangat penasaran dengan rasanya.
“Alhamdulillah sekarang sudah bisa mencicipi rasa daging entok yang sangat spesial,” jelasnya.
Sebelumnya ia hanya melihat di media sosial terkait ramainya pengunjung di rumah makan yang menyediakan menu entok.
“Memang rasanya sangat enak, wajar saja banyak yang penasaran untuk mencobanya,” pungkasnya. (wie/gas).