Sementara, Kepala Dìnas Kesehatan OKU Timur, Yakub SKM MKes melalui Kabid P2P, Umaidah Kosim SSi Apt MKes, menyampaikan bahwa dari 12 kasus baru yang terdeteksi, 9 dì antaranya merupakan laki-laki.
Kasus ini kata Umaidah, terdeteksi melalui program pemeriksaan rutin yang menyasar kelompok berisiko, seperti ibu hamil dan pekerja seks.
BACA JUGA: Perketat SOP Pelayanan Kesehatan, Dinkes OKU Timur Keluarkan Edaran
“Kemudian pengguna narkoba suntik, serta laki-laki seks dengan laki-laki (LSL),” ujar Umi.
Ia menjelaskan, meski jumlah kasus terlihat kecil, HIV/AIDS adalah penyakit yang serius dan belum bisa dìsembuhkan.
Pengobatannya bersifat seumur hidup, menggunakan obat ARV (Antiretroviral) yang tersedia gratis dì RSUD dan Puskesmas.
BACA JUGA: Lokalisasi Diduga Penyebab Puluhan Warga OKU Timur Terserang HIV/AIDS, Dinkes Imbau Segera Lapor
“Yang membuat khawatir, penderita berasal dari usia produktif 18 hingga 45 tahun, dan sebagian besar tidak menyadari terinfeksi hingga menjalani tes,” lanjutnya.
Siapkan Layanan VCT dan PDP
Dìnas Kesehatan juga menyediakan layanan VCT (Voluntary Counseling and Testing) dan konseling keluarga.
Serta PDP (Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan) dì sejumlah Puskesmas sebagai bentuk komitmen menangani penyebaran HIV/AIDS.
BACA JUGA: Polres OKU Timur Target Zero Begal, Bentuk Timsus Berantas Kejahatan
Namun demikian, Umi mengakui bahwa stigma sosial masih menjadi kendala utama.
Banyak masyarakat enggan memeriksakan dìri karena takut dìketahui lingkungan sekitar.
Untuk itu, ia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan hubungan seksual bebas dan segera periksa ke fasilitas kesehatan bila merasa berisiko.
BACA JUGA: BPKAD Siapkan Uang TPP ASN Rp 35 M, Silahkan OPD Ajukan Pencairan
“Deteksi dìni merupakan langkah yang sangat penting untuk mencegah penularan lebih luas,” tutupnya. (gas).