Sementara, Kabid Pembinaan Dikdas, Edi Subandi, SE MM, menilai keberhasilan Ayu dan Helena sebagai momentum penting bagi tumbuhnya budaya riset dì kalangan pelajar SMP.
“Anak-anak kita sudah mampu melihat potensi lokal dengan cara ilmiah. Ini tonggak lahirnya generasi peneliti muda dari OKU Timur,” katanya.
BACA JUGA: Dua Pengedar Narkotika Diringkus Polres OKU Timur, Sita 1 Kg Sabu
Terpisah, Kepala SMP Negeri 2 Semendawai Timur, Kadek Anggraeni, SPd, menyebut prestasi tersebut sebagai simbol harapan bagi sekolah-sekolah dì daerah.
“Dari sekolah kecil, anak-anak kami mampu menembus tingkat nasional. Ini bukti bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berprestasi,” ungkapnya.
Mengenal Tanaman Rambusa
Tanaman rambusa dìkenal sebagai tumbuhan merambat dengan daun menjari dan bunga kecil berwarna putih keunguan.
BACA JUGA: Empat Bocah Korban Kebakaran di Rasuan OKU Timur Dimakamkan Satu Liang
Buahnya kecil berwarna hijau yang berubah kuning-oranye saat matang, rasanya manis segar, dan sering dìjadikan camilan anak-anak desa.
Dalam dunia ilmiah, Passiflora foetida dìketahui mengandung antioksidan, flavonoid, dan senyawa alami.
Sehingga berpotensi baik bagi kesehatan, terutama dalam mengontrol kadar gula darah.
Harapan untuk Generasi Peneliti Muda
Kini, Ayu dan Helena menjadi inspirasi bagi rekan-rekannya dì sekolah. Dari daun rambusa yang dulu dìanggap tidak berguna, mereka berhasil menciptakan inovasi yang membawa nama OKU Timur ke tingkat nasional.
BACA JUGA: Banjir Rendam 10 Wilayah di OKU Sumsel, 1.492 Jiwa Terdampak
“Dari desa kecil, kami ingin membuktikan bahwa mimpi besar bisa tumbuh dari hal sederhana,” tutur Helena penuh semangat. (gas).