Motor listrik hasil karya siswa dan guru ini menggunakan kit konversi BRT, dengan baterai 72 volt dan motor listrik berdaya 2.000 watt.
BACA JUGA: Kondisi Penginapan Atlet OKU Timur di Porprov Sumsel Jadi Sorotan, KONI Beri Penjelasan
Sistem penggeraknya dìkendalikan oleh prosesor Juken 10, menggantikan seluruh komponen mesin bensin yang sebelumnya dìgunakan.
“Intinya yang kami ubah adalah jantung kendaraannya. Dari mesin bensin kami ganti menjadi sistem elektrik sepenuhnya,” jelas Andre.
Keberhasilan ini membuat materi konversi motor lìstrik resmi masuk ke dalam kurikulum jurusan TBSM.
BACA JUGA: Sembilan Korban Kebakaran di Batu Kuning Terima Bantuan
Para siswa kini tidak hanya belajar teori otomotif, tetapi juga langsung terlibat dalam praktik perakitan, bongkar pasang, hingga pengujian sistem listrik kendaraan.
Harapkan Tambahan Unit
Bagi pihak sekolah, program ini bukan sekadar proyek teknologi, tetapi investasi jangka panjang untuk masa depan pendidikan vokasi.
Ia berharap ada tambahan bantuan unit kit motor listrik. Saat ini baru satu unit yang tersedia, sehingga pembelajaran masih terbatas.
“Jika unit bertambah, siswa bisa lebih maksimal berlatih,” tegasnya.
BACA JUGA: Kapolres Diskusi Bareng Kepsek SMK, Dorong Mutu Pendidikan
Langkah inovatif SMKN 1 Martapura ini dìharapkan menjadi contoh bagi sekolah kejuruan lain dì Provinsi Sumatera Selatan.
Dengan tren otomotif yang bergerak menuju era elektrifikasi, sekolah ini berkomitmen mencetak lulusan yang siap bersaing dì industri kendaraan listrik nasional. (gas).