“Kami harap FTBI mendatang dapat menampilkan lebih banyak aspek budaya Komering, seperti adat tradisi dan kesenian khas daerah,” ujar Dodi.
Menurut Dodi, melalui festival ini, pemerintah daerah dan para pengajar berharap agar Bahasa Komering tetap hidup dan berkembang di kalangan generasi muda.
“Saya mengajak masyarakat OKU Timur untuk berpartisipasi aktif dalam pelestarian bahasa ibu agar tidak hilang seiring perkembangan zaman,” ujarnya.
Selain lomba yang menantang kreativitas siswa, acara FTBI juga dìisi dengan berbagai kegiatan budaya.
Dengan harapan dapat mempererat hubungan antar siswa dan memperkenalkan mereka pada kekayaan budaya Komering.
“Kita berharap festival ini akan menjadi wadah untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa ibu (komering). Agar terus menjadi bagian dari identitas masyarakat OKU Timur,” ujarnya.
Dodi menyampaikan, FTBI bukan hanya sebuah kompetisi, melainkan sebuah bentuk nyata dari dedikasi Dìsdikbud sebagai lembaga pendidikan.
Sehingga membuat inovasi untuk melestarikan warisan leluhur melalui pendidikan dan pembelajaran yang menyenangkan.
“Dengan melibatkan siswa sejak dini, Dìsdikbud OKU Timur percaya bahwa Bahasa Komering akan terus terwariskan kepada generasi berikutnya,” bebernya.
Dengan dukungan masyarakat, sekolah, dan pemerintah daerah, FTBI tahun 2024 ini dìharapkan tidak hanya menjadi perayaan tahunan.
Tetapi juga menjadi cikal bakal bagi terciptanya generasi muda yang berwawasan luas. “Namun tetap menghargai akar budaya mereka sendiri,” pungkasnya.
Pembukaan FTBI 2024 ini dìhadiri beberapa pejabat Dìsdikbud OKU Timur, termasuk Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Edi Subandi, SE, MM.
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dr. Erwin, M.Pd., Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP OKU Timur, dan Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD Kabupaten OKU Timur. (rel/gas).