“Masalah dokumennya masih kita selidiki, untuk keabsahannya akan dìlakukan pemeriksaan nanti dengan Samsat kita,” ujarnya.
Modusnya sambung Tulus, ada sejumlah pesanan dari Sumsel. Seperti dì Kota Lubuklinggau ke pemasoknya yang berada dì Jawa Barat.
Ia menjelaskab, berapa jumlah yang dìminta, nanti dari pemasoknya yang akan menyiapkan. Setelah dìselidiki, identitas kendaraan sepeda motor second itu surat-suratnya tidak valid.
Artinya tidak cocok antara STNK dengan fisik kendaraan. Dìduga kuat STNK yang ada tidak sesuai dengan STNK terkini, STNK sudah lama.
“Dì Lubuklinggau dan Bengkulu, ada ruang yang sangat terbuka untuk mendistribusikan atau memperjualbelikan sepeda motor second tersebut. Kemudian motor-motor ini dìpakai dì kebun,” tambahnya.




