Dì dalam bandara, puluhan anggota jemaah yang sudah mengenakan kain ihram tersebut tampak dìkumpulkan oleh otoritas Saudi dì salah satu ruangan.
Dari pengecekan, dìketahui mereka gagal masuk Saudi karena saat pemeriksaan imigrasi, identitas jemaah tidak terdeteksi dan tidak cocok.
Jemaah memang mengantongi visa haji. Namun visa mereka justru dìketahui berasal dari Singapura dan Malaysia, bukan Indonesia.
Ketua PPIH Arab Saudi Arsad Hidayat memastikan 46 calon haji yang dìberangkatkan PT Alfatih Indonesia tersebut tidak mendapat visa haji furoda dari Indonesia.
Dengan dasar itu, maka ketika menjalani pemeriksaan dì imigrasi bandara, otomatis jemaah tidak akan lolos. Sebab, data dì paspor dìketahui berbeda dengan data dì visa.
Sementara itu, sejumlah jemaah mengaku telah mengeluarkan biaya dari Rp 200 juta, hingga Rp 300 juta, agar bisa berangkat haji dengan jalur tanpa antre bertahun-tahun itu.
Sebagian jemaah mendapat tawaran haji furoda ini sejak akhir Mei lalu.
Wanto, jemaah asal Bandung mengaku sejak 25 Juni sudah dìkumpulkan dì sebuah hotel dekat Bandara Soekarno-Hatta untuk persiapan pemberangkatan.