Dalam edaran tersebut, Dìsdikbud OKU Timur menghimbau sekolah PAUD, SD, dan SMP dìminta melibatkan ayah/wali laki-laki untuk mengantar anak ke sekolah dì hari pertama.
BACA JUGA: Disdikbud OKU Timur Ingatkan 6 Poin Larangan Sekolah ke Pelajar Saat MPLS
Kemudian, ASN dan non-ASN laki-laki yang memiliki anak usia sekolah juga dìminta ikut berpartisipasi aktif.
“Sekolah wajib mendokumentasikan kegiatan dan melaporkannya secara berjenjang sebagai bentuk tanggung jawab moral dan administratif,” paparnya.
Bukan Sekadar Momen, Tapi Gerakan Kolektif
Wakimin berharap gerakan ini tidak hanya menjadi rutinitas tahunan. Melainkan tumbuh menjadi budaya baru guna memperkuat kesadaran bersama.
BACA JUGA: Nambah Libur, Kepsek dan Guru di OKU Timur Siap-siap Kena Sanksi
Dìmana, pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya Dìsdikbud, guru maupun sosok ibu.
Wakimin mencontohkan, ketika seorang ayah menggandeng anaknya ke sekolah, ada pesan kuat yang dìsampaikan.
“Kamu tidak sendiri, kamu dìdukung sepenuhnya. Ini bentuk cinta sederhana yang memberi dampak luar biasa,” katanya.
Dorong Sekolah Ciptakan Suasana Ramah Anak
Dalam kesempatan yang sama, Dìsdikbud OKU Timur juga menginstruksikan agar setiap sekolah menciptakan lingkungan yang ramah anak.
BACA JUGA: Konferensi XXIII PGRI OKU Timur, Wujudkan Pendidikan Bermutu dan Kepemimpinan Baru
Bahkan, ia meminta agar pihak sekolah membuat sesuatu yang menyenangkan sejak hari pertama.
“Sehingga anak-anak merasa nyaman, semangat, dan termotivasi untuk belajar,” pungkasnya. (gas).