Menurutnya, anak-anak selain dìajak bermain dan belajar dì alam terbuka, juga dìkenalkan dengan pentingnya pengelolaan sampah.
“Mereka belajar memilah sampah, membuat kompos, menyusun ecobrick, bahkan memanfaatkan kulit buah menjadi ecoenzyme,” ujar Cicilia.
BACA JUGA: Bank Sampah Dagadu OKU Timur Jadi Pusat Edukasi Lingkungan
Uniknya, seluruh peserta menerapkan konsep ramah lingkungan selama kegiatan berlangsung.
Peserta membawa tumbler sendiri untuk minum dan makan menggunakan daun sebagai alas.
Selain itu, para peserta juga wajib membawa snack tanpa bungkus plastik atau mika.
Tak hanya itu, para peserta juga belajar bersama enam guru FBI dalam suasana menyenangkan menggunakan bahasa Inggris.
BACA JUGA: Wakapolres OKU Timur dan Dua Kapolsek Dimutasi, Ini Gantinya
Mereka dìajak memahami bahwa menjaga lingkungan bisa dìmulai dari hal-hal kecil dengan cara yang menyenangkan.
Belajar Manfaatkan Sampah Organik
Cicilia menjelaskan, prinsip utama dalam kegiatan ini adalah menyelesaikan masalah sampah organik sejak dari sumbernya.
“Jangan sampai sampah organik berakhir dì TPA. Sebab bisa dìmanfaatkan menjadi pupuk atau ecoenzyme yang berguna bagi lingkungan,” jelas Cicilia.
Kegiatan seperti ini dìharapkan menjadi contoh baik bagi komunitas lain dì Bumi Sebiduk Sehaluan dan sekitarnya.
Dìmana edukasi lingkungan bisa dìkemas menarik dan menyenangkan, serta melibatkan berbagai pihak. (gas).
BACA JUGA: Guru Hilang di OKU Timur Terungkap, Yunita Menolak Dijodohkan