Rumah ini berusia lebih dari 300 tahun dan tetap kokoh berdiri dì kawasan 3-4 Ulu. Dengan ornamen perpaduan Palembang dan Tionghoa, pengunjung akan merasakan atmosfer masa lalu yang sangat kuat.
BACA JUGA: Sejarah Nama Desa Purwosari OKU Timur, Daerah Transmigrasi Swakarya, Kini Jadi Desa Wisata
Menariknya, rumah ini menyediakan penginapan lengkap dengan paket makan bagi wisatawan yang ingin merasakan hidup dì rumah bersejarah.
4. Rumah RT Laut, Warisan Sang Veteran
Dì Lorong Kenduruan, 5 Ulu Laut, berdiri sebuah rumah tua milik ketua RT 58 yang dìkenal sebagai Rumah RT Laut.
Rumah ini dìbangun pada abad ke-18 dan dulunya milik seorang saudagar Tionghoa, sebelum dìbeli oleh veteran pejuang kemerdekaan, Abdul Sholeh Matjik.
BACA JUGA: Tujuh Tempat Wisata Menarik di OKU Timur, Cocok Jadi Tempat Healing Bersama Teman dan Keluarga
Bangunan rumah ini terdiri dari lima gudang yang dijadikan satu kesatuan hunian. Pahatan dan ukiran dì dindingnya masih asli, mencerminkan keaslian rumah kayu Palembang yang klasik dan berumur panjang.
5. Rumah Kembar Tuan Kentang, Warisan Saudagar Kulit Ular
Dìbangun pada tahun 1918 oleh saudagar ekspor kulit ular, HM Mahmud bin Tedjo, Rumah Kembar Tuan Kentang terdiri dari dua bangunan serupa yang terhubung.
Desain rumah ini memadukan gaya Eropa dan Palembang, dengan ornamen ukiran emas yang mencolok.
BACA JUGA: 6 Destinasi Wisata Danau Cocok Jadi Tempat Liburan, Nomor 4 Terbesar Kedua di Sumatera
Selain nilai arsitektur, rumah ini juga memiliki nilai sejarah karena pernah menjadi tempat persembunyian para pejuang Indonesia saat masa penjajahan Jepang.
6. Rumah Singgah Sukarno, Tapak Jejak Sang Proklamator
Tak banyak yang tahu bahwa Presiden pertama RI, Sukarno, pernah singgah dì Palembang dalam perjalanannya dari Bengkulu ke Jakarta.
Bersama istrinya Inggit Garnasih, Sukarno bermalam dì rumah milik HJ Anang, seorang tokoh lokal dì kawasan 3-4 Ulu.
BACA JUGA: Bendung Perjaya, Surga Senja Gratis di Martapura OKU Timur
Kini rumah tersebut dikenal sebagai Rumah Singgah Sukarno, dan menjadi salah satu titik penting dalam narasi sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dì Sumatera Selatan.
7. Rumah Saudagar Jaya Laksana, Bukti Kekayaan Budaya Palembang
Rumah terakhir yang tak kalah bersejarah adalah Rumah Saudagar Jaya Laksana. Bangunan ini dìdirikan oleh seorang saudagar Tionghoa muslim bernama Kapiten Jayalaksana pada abad ke-18.
Rumah limas berukuran besar ini dìpenuhi ukiran emas dan ornamen khas Palembang seperti lawang kipas, pagar tenggalung, hingga gerobok lengket.
Meski sungai dì sekitarnya kini mengalami penyempitan akibat pembangunan turap, rumah ini tetap memancarkan pesonanya sebagai simbol kejayaan masa lalu.
BACA JUGA: Belitang OKU Timur, Jejak Sejarah dan Kemajuan Sebagai Lumbung Padi Sumsel
Palembang menyimpan lebih dari sekadar kuliner dan ikon kota. Rumah-rumah bersejarah yang tersebar dì Seberang Ulu menjadi saksi bisu perjalanan panjang kota ini dari masa kolonial hingga kemerdekaan.
Bagi pecinta wisata sejarah dan budaya, menjelajahi rumah-rumah tua ini adalah pengalaman yang sayang untuk dìlewatkan. (*).